Sebuah team yang dipegang periset dari University of Montreal mendapati dua exoplanet atau planet ekstrasurya yang disebutkan "planet air" karena permukaan atasnya dikuasai oleh air. Mungkinkah manusia hidup di situ?
Mencuplik situs sah Tubuh Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), dua planet di luar Tata Surya itu mengorbit bintang kerdil (dwarf) merah. Ke-2 nya berada di mekanisme planet yang memiliki jarak 218 tahun sinar dari bentuk Lyra.
Periset yang pimpin penelitian "dunia penuh sama air" ini ialah Caroline Piaulet dari Trottier Institute for Research on Exoplanets di University of Montreal.
Mengenali 'Asteroid Natal' yang Kembali Dekat-dekatnya Dengan Bumi Piaulet dan partnernya memperhatikan planet ekstrasurya Kepler-138 c dan Kepler-138 d dengan teleskop Hubble punya NASA dan teleskop antariksa yang telah pensiun, Spitzer. Dalam penilaian yang berjalan di antara 2014 dan 2016 itu, mereka mendapati, dua planet ini bisa jadi mayoritas diatur dari air.
Sebenarnya, beberapa periset tidak mengetahui langsung kehadiran air di dua planet itu. Mereka cuma memperbandingkan ukuran dan massa ke-2 nya dengan mode.
Beberapa periset lalu mengaitkan jika mayoritas volumenya (nyaris separuhnya) memungkinkan dibuat bermaterial yang lebih enteng dari batu, tetapi lebih berat dari hidrogen atau helium. Material yang pas dengan kelompok itu ialah air.
Sebagai perbedaan, Bumi mempunyai laut yang meliputi sekitaran 72 % permukaan atasnya. Bekasnya ialah dataran.
"Kami awalnya berpikiran jika planet-planet yang sedikit besar dari Bumi ialah bola metal dan bebatuan yang besar, seperti Bumi yang diperbesar dan itu argumen kami mengatakan sebagai Bumi Super," kata salah satunya periset yang turut serta di study ini, Bjorn Benneke.
"Akan tetapi, kami saat ini punyai bukti jika dua planet ini, Kepler-138 c dan d, cukup berlainan jika mayoritas dari volumenya diatur oleh air. Ini ialah bukti terbaik untuk planet air, sebuah type planet yang diteorikan oleh beberapa astronom dan sudah ada untuk waktu lama," kata Benneke yang profesor astrofisika dari University of Montreal.
Kepler 138-c dan d disebutkan mempunyai volume 3x Bumi dan massa dua kalinya. Tetapi, ke-2 exoplanet itu punyai kepadatan yang lebih rendah dibanding Bumi.
Hal tersebut termasuk mengagetkan karena umumnya planet yang sedikit besar dari Bumi dan sudah didalami selama ini, sebagai planet berisi batu-batuan.
Menurut beberapa pakar, perbedaan paling dekatnya dengan deret Bulan dingin di luar Tata Surya yang beberapa besarnya diatur oleh air yang menyelimutinya pokok berbatu.
"Pikirkan versus semakin besar dari Europa atau Enceladus, 2 bulan yang kaya air yang melingkari Jupiter dan Saturnus, tapi benar-benar dekat sama bintangnya. Daripada mempunyai permukaan es, ke-2 nya malah mempunyai selubung-selubung uap air yang besar," kata Piaulet.
Dapat Ditempati?
Sayang menurut beberapa pakar ini, Kepler-138 c dan d tidak ada di zone yang dapat ditempati. Masalahnya suhu di atmosfer Kepler-138 d ada di atas titik didih air hingga membuat tidak mempunyai samudra seperti pada Bumi.
"Cuma di bawah atmosfer beruap itu, bisa jadi ada air berwujud cair bertekanan tinggi, atau bahkan juga air pada bagian yang lain terbentuk dalam penekanan tinggi, disebutkan dengan cairan superkritis (supercritical fluid)" kata Piaulet.
Beberapa pakar mendapati Kepler-138 e yang memiliki ukuran lebih kecil tetapi berada di pinggir zone yang dapat ditempati (habitable zona).
"Kami mendapati kedatangan Kepler-138 e, yang kelihatannya bukan planet transit di pinggir dalam dari zone yang dapat ditempati," catat beberapa pakar dalam sebuah artikel mengenai detil study mereka, di jurnal Nature Astronomy.
Walau sebenarnya, mengamati pelintasan exoplanet akan membuat beberapa periset tentukan ukuran.
Dari sisi mendapati Kepler-138 e, beberapa pakar mendapatkan surprise dari Kepler-138 c dan d. Ke-2 exoplanet itu rupanya lewat virtual mempunyai ukuran dan massa yang serupa. Awalnya, beberapa pakar berpikiran ke-2 nya malah benar-benar berlainan.
Di lain sisi, planet Kepler-138 b yang ada di dekat ke-2 nya terverifikasi mempunyai massa seperti Mars kecil. Itu membuat memiliki status sebagai planet ekstrasurya dengan massa paling kecil yang dijumpai.
"Saat instrument dan tehnik kita cukup peka untuk mendapati dan memelajari planet yang lebih jauh dari bintangnya, kita kemungkinan mulai mendapati lebih beberapa hal mengenai dunia penuh air itu," kata Benneke.