Ramainya misinformasi dan hoax di Twitter, apa lagi yang tersangkut peralihan cuaca, membuat beberapa periset risau.
Informasi hoax peralihan cuaca bertambah ke tingkat yang belum sempat terjadi awalnya semenjak pengambil alihan Twitter oleh Elon Musk. Bertambahnya beberapa konten semacam itu, memacu kenaikan jumlah faksi yang skeptis dengan peralihan cuaca di basis itu.
Ada semakin banyak tweet dan retweet yang memakai terminologi skeptis cuaca pada 2022 dibanding tahun yang lain semenjak Twitter dibangun pada 2006, menurut analitis yang sudah dilakukan periset Kampus London, Inggris, diambil dari The Times.
Rinciannya, periset ungkap ada 850.000 tweet atau retweet yang berisi pertimbangan skeptis pada cuaca tahun ini. Sementara, 2021 hanya mempunyai 650.000 tweet dan 2020 capai 220.000 kicauan spektis peralihan cuaca.
"Penampikan cuaca di Twitter menjadi kobaran api, seakan-akan ada 1 liter gas yang dilempar ke atasnya," kata periset cuaca Katharine Hayhoe ke The Times.
Mayoritas kenaikan misinformasi cuaca belakangan ini bisa dihubungkan dengan 1 tagar: #climatescam. Tagar itu membuat sekitaran 40 % tweet tahun ini berisikan bahasa skeptis cuaca.
Saat ini, "#climatescam" ada sebagai hasil paling atas saat cari "#climate" di Twitter. Tagar itu menyajikan info palsu mengenai peralihan cuaca.
Salah satunya posting terkenal mengikutkan gambar yang mendeskripsikan "peralihan cuaca bikinan manusia sebagai musibah bikinan yang dipakai beberapa globalis/sosialis untuk memberikan perasaan takut dan perasaan bersalah untuk memberatkan, atur, dan hilangkan kebebasan kita sekalian bersandiwara selamatkan planet ini".
Beberapa instansi riset memperjelas emisi gas rumah kaca berbahan bakar fosil mengakibatkan peralihan cuaca. Sebuah laporan cuaca khusus PBB yang diedarkan tahun kemarin oleh 230 penulis dari 66 negara mengaitkan, kegiatan manusia bertanggungjawab atas cuaca berlebihan yang lebih umum terjadi di semua planet ini.
Akan tetapi, misinformasi mengenai peralihan cuaca meletus di Twitter di bulan November saat delegasi dari penjuru dunia berjumpa untuk pertemuan cuaca penting PBB.
Diambil dari The Guardian, pemakaian #climatescam di Twitter bertambah 2x lipat dari Oktober sampai November, ada sekitar 23.832 posting bulan kemarin. Kenaikan itu 17 kali semakin banyak dibanding tagar yang dipakai di tahun 2021, menurut analitis lain yang sudah dilakukan untuk The Times oleh Center for Countering Digital Hate.
Dalam pada itu, beberapa periset dan ahli cuaca sebetulnya sedang menimbang untuk tinggalkan Twitter karena basis itu tidak berhasil mengatur content beresiko.
Secara terpisah, Center for Countering Digital Hate mendapati kenaikan ajaran kedengkian di Twitter semenjak Elon Musk ambil kendalian perusahaan, berdasar laporan The Verge.