Mars diperhitungkan masih aktif secara vulkanik alias mempunyai gunung api. Hal tersebut bisa saja tanda-tanda kehadiran kehidupan di Planet Merah itu.
Salah satunya ketidaksamaan besar di antara Mars dan Bumi ialah apa yang terjadi di permukaan tanah. Bumi kita masih tetap aktif secara tektonik dan vulkanik. Faktanya, rangkaian gempa Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Karangasem, sampai erupsi Gunung Semeru.
Sementara, Mars ialah tempat dingin dan mati secara geologis sepanjang tiga miliar tahun akhir. Minimal itu hasil pengamatan dari terlalu jauh.
Tetapi, makalah yang keluar di Nature Astronomy (2022) melawan anggapan umum itu. Melalui esai bertema 'Geophysical evidence for an active mantle plume underneath Elysium Planitia on Mars', A. Broquet dan J. C. Andrews-Hanna dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, AS, ungkap Mars masih 'panas'.
Penemuan ini sebagai hasil photo orbit, data permukaan, dan pemodelan computer dari daerah daratan rendah dekat ekuator Mars yang dikenali sebagai Elysium Planitia. Lokasi ini sebagai tempat sarana Mars InSight punya NASA landing pada 2018.
Beberapa periset, diambil dari Time, menganalisa rekaman gempa Mars yang diambil oleh InSight. Mereka mengaitkan jika semua dibuat dari rangkaian sela bawah permukaan yang disebutkan Cerberus Fossae, yang menghampar nyaris 1.300 km melewati permukaan Mars.
Ini memunculkan apa yang dikenali sebagai mantle plumes, yaitu massa bebatuan cair yang serupa gumpalan yang naik capai dasar kerak bumi, memacu gempa, patahan, dan letusan gunung berapi.
"Dengan kegiatan plume yang baru dilihat ini, Mars tergabung dengan Venus dan Bumi sebagai benda lain di tata surya sisi dalam dengan mantle plumes aktif sekarang ini," ungkapkan periset.
Pemodelan computer dari daerah itu memperlihatkan jika jauh dari mati secara geologis, Elysium Planitia alami letusan gunung berapi besar 200 juta tahun kemarin.
"Riset team kami awalnya mendapati bukti letusan gunung api yang paling muda di Mars di Elysium Planitia. [Erupsi] itu membuat ledakan kecil abu vulkanik 53 ribu tahun lalu, yang dalam kerangka waktu geologis pada intinya ialah 'baru kemarin'," kata Andrews-Hanna.
Bila Mars hidup secara geologis, hal tersebut disebutkan tingkatkan peluang planet itu hidup secara biologis. Sedikit air yang masih ada di Planet Merah sudah berkurang jadi es di kutub dan dipercaya merembes ke bawah tanah ke mengakuifer yang tidak kelihatan.
"Dengan kegiatan plume yang baru dilihat ini, Mars tergabung dengan Venus dan Bumi sebagai benda lain di tata surya sisi dalam dengan mantle plumes aktif sekarang ini," ungkapkan periset.
Pemodelan computer dari daerah itu memperlihatkan jika jauh dari mati secara geologis, Elysium Planitia alami letusan gunung berapi besar 200 juta tahun kemarin.
"Riset team kami awalnya mendapati bukti letusan gunung api yang paling muda di Mars di Elysium Planitia. [Erupsi] itu membuat ledakan kecil abu vulkanik 53 ribu tahun lalu, yang dalam kerangka waktu geologis pada intinya ialah 'baru kemarin'," kata Andrews-Hanna.
Bila Mars hidup secara geologis, hal tersebut disebutkan tingkatkan peluang planet itu hidup secara biologis. Sedikit air yang masih ada di Planet Merah sudah berkurang jadi es di kutub dan dipercaya merembes ke bawah tanah ke mengakuifer yang tidak kelihatan.