Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) sukses mengetes arketipe rudal hipersonik pertama kalinya, Jumat (9/12). Apa baiknya rudal dengan seri AGM-183A itu?
Diambil dari situs Angkatan Udara AS, rudal itu dikeluarkan pertama kalinya dengan memakai pesawat B-52H Stratofortress di laut lepas California, AS, 9 Desember.
"Team ARRW sukses membuat dan mengetes rudal hipersonik yang dikeluarkan dari udara dalam tempo 5 tahun," kata Brigjen. Jason Bartolomei, petinggi eksekutif Program Direktorat Persenjataan.
Test ini sendiri ialah penyeluncuran pertama dari arketipe rudal hipersonik yang bekerja penuh. Pengetesan awalnya fokus pada pembuktian performa booster.
Hipersonik sendiri akui pada rudal yang kecepatannya 5 kali pergerakan suara atau di atas 5 Mach.
Sesudah pembelahan ARRW dari pesawat, rudal itu capai kecepatan hipersonik lebih dari 5 kali kecepatan suara, menuntaskan lajur penerbangannya, dan meletus di tempat terminal. "Tanda-tanda memperlihatkan jika semua arah terwujud."
"ARRW direncanakan untuk memungkinkannya A.S. meredam sasaran masih tetap, berharga tinggi, dan peka waktu dalam resiko di tempat yang diperebutkan."
Mencuplik Ruang, AGM-183A sendiri terhitung boost-glide vehicle, yang disebut hilir ledak atau proyektil yang melaju ke sasaran sesudah dilemparkan oleh penggerak roket.
Rudal ini dibawa di bawah sayap pesawat, terhitung pesawat pembom B-52H yang digunakan ditest terbang ini, saat sebelum dilepaskan. Penggerak roket selanjutnya berpijar, mengusung rudal ke ketinggian dan kecepatan tertentu saat sebelum memuntahkan muatannya yang memacu ledakan kuat.
Senjata ini tidak lewat pelintasan berwujud busur yang bisa diprediksikan seperti rudal balistik. Kebalikannya, ARRW melaju ke bawah ke arah sasaran di sejauh pelintasan yang lebih datar dan sanggup lakukan manuver tiba-tiba saat terbang.
Kekuatan ini, bersama dengan kecepatannya yang berlebihan, membuat senjata ini benar-benar susah diketahui, dicari, dan ditaklukkan dengan mekanisme pertahanan udara sekarang ini.
Karena itu, Departemen Pertahanan meningkatkan kelas pencegat baru untuk menolong menantang teror hipersonik yang berkembang di penjuru dunia.
Menurut AirForce Technology, rudal hipersonik jarak jauh yang direncanakan oleh Lockheed Martin untuk Angkatan Udara AS (USAF) itu dengan nilai kontrak sebesar lebih dari US$480 juta.
Ini sebagai arketipe senjata hipersonik ke-2 sesudah Hypersonic Conventional Strike Weapon (HCSW) pada Agustus 2018. HCSW selanjutnya diurungkan karena kebatasan bujet pada Februari 2020.
USAF lakukan tes terbang captive-carry pertama rudal ARRW pada Juni 2019. Tes terbang ke-2 rudal itu usai pada Agustus 2020.
Rudal ARRW ini diperkembangkan sebagai mekanisme senjata memiliki ukuran kecil yang dikeluarkan dari udara dengan kecepatan sampai Mach 20 dan capaian sekitaran 925 Km.