Air laut asin karena adanya proses evapotranspirasi yang terjadi di laut. Proses ini menyebabkan air laut menguap dan terurai menjadi gas air (H2O) dan ion-ion garam (NaCl, MgCl2, dll). Selain itu, laut juga menerima input garam dari aliran sungai yang mengalir ke laut, serta dari proses erosi di darat. Selain itu, laut juga mengalami proses difusi yang menyebabkan garam yang terlarut di dasar laut menyebar ke permukaan.
Proses evapotranspirasi ini sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan air di Bumi. Air yang menguap dari laut akan terkumpul di atmosfer dan kemudian jatuh kembali ke Bumi sebagai hujan. Namun, karena air laut mengandung garam, hujan yang jatuh tidak dapat digunakan langsung untuk keperluan manusia atau tanaman.
Selain itu, garam yang terkandung dalam air laut juga memiliki pengaruh yang signifikan pada kehidupan di laut. Beberapa organisme laut dapat menyesuaikan diri dengan konsentrasi garam yang tinggi, namun organisme lain tidak dapat hidup di lingkungan yang asin. Hal ini menyebabkan terbatasnya jenis organisme yang dapat hidup di laut, dan juga mempengaruhi produktivitas laut secara keseluruhan.
Di samping itu, garam yang terkandung dalam air laut juga berperan dalam proses kimia yang terjadi di laut. Garam dapat mempengaruhi konsentrasi ion-ion dalam air laut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi di laut. Hal ini sangat penting dalam proses-proses seperti pembentukan kristal garam, pembentukan gas metana, dan pembentukan senyawa organik yang digunakan oleh organisme laut.
Secara keseluruhan, air laut asin karena adanya proses evapotranspirasi, input garam dari aliran sungai dan proses erosi di darat, serta proses difusi yang menyebabkan garam yang terlarut di dasar laut menyebar ke permukaan. Proses ini sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan air di Bumi, namun juga memiliki pengaruh yang signifikan pada kehidupan di laut dan proses kimia yang terjadi di laut.