Bumi terlihat bulat karena gaya gravitasi yang menarik benda-benda di permukaan Bumi ke arah tengah Bumi. Gaya ini menyebabkan benda-benda di permukaan Bumi mengalami deformasi elastis, seperti yang terjadi pada bola yang digenggam.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi bentuk Bumi, seperti gaya sentrifugal yang berasal dari rotasi Bumi, tekanan dari lapisan batuan di dalam Bumi, dan gaya tektonik.
Gaya gravitasi yang menyebabkan Bumi menjadi bulat didukung oleh beberapa teori dan eksperimen ilmiah. Salah satunya adalah teori gravitasi Newton, yang menyatakan bahwa gaya gravitasi sebanding dengan massa benda dan terbalik dengan per kuadrat jarak antara kedua benda.
Eksperimen ilmiah lain yang mendukung teori ini adalah eksperimen pergeseran orbit bumi yang dilakukan oleh Sir Isaac Newton dan eksperimen pergeseran orbit yang dilakukan oleh seorang ilmuwan Prancis, Jean Richer. Kedua eksperimen ini menunjukkan bahwa Bumi benar-benar bulat dan gaya gravitasi memainkan peran penting dalam membentuk Bumi.
Selain itu, fotografi satelit dan pengukuran geodesi juga menunjukkan bahwa Bumi benar-benar bulat. Pengukuran geodesi menunjukkan bahwa diameter Bumi di kutub lebih pendek dibandingkan dengan diameter di khatulistiwa. Hal ini disebabkan oleh gaya gravitasi yang lebih kuat di kutub dan menyebabkan Bumi menyempit di bagian ini.
Secara keseluruhan, Bumi terlihat bulat karena gaya gravitasi yang menyebabkan permukaan Bumi mengalami deformasi elastis dan didukung oleh teori dan eksperimen ilmiah yang menunjukkan bahwa Bumi benar-benar bulat.