Postingan

Misteri Getaran dan Suara Dalam Bumi di Sumenep: Penjelasan dan Fakta Terkini


Misteri yang mengelilingi suara dentuman misterius di Sumenep terus menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Warga di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menjadi saksi fenomena alam yang begitu mengejutkan ini. Mari kita telaah fakta-fakta terkait peristiwa ini dengan lebih mendalam.

Suara Misterius yang Mengejutkan

Suara misterius yang terdengar seperti orang sedang menggali sumur telah mengguncang ketenangan warga selama beberapa waktu. Meskipun belum ada penjelasan pasti tentang penyebab suara ini, efek getaran yang disertai dentuman ini jelas dirasakan oleh warga selama kurang lebih 10 hari.

Getaran dan Suara Menakutkan

Tak hanya suara yang menjadi misteri, tapi juga getaran yang mengiringi fenomena ini. Kepolisian telah mengidentifikasi lima titik rumah yang mengalami getaran dan mendengar suara misterius tersebut. Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, mengatakan bahwa fenomena ini memunculkan getaran dan suara misterius yang berasal dari dalam perut bumi. Namun, hingga saat ini, belum ada penjelasan pasti mengenai asal muasal suara ini.

Langkah Mengungsikan Warga

Untuk mencegah risiko lebih lanjut dan menjaga keselamatan warga, pihak kepolisian telah mengungsikan lima kepala keluarga di Desa Moncek Tengah. Keputusan ini diambil untuk menghindari potensi bahaya yang mungkin timbul akibat fenomena ini. Widiarti menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap situasi yang tidak terduga.

Penjelasan dari BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pasuruan ikut memberikan pandangannya terhadap fenomena ini. Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, Suwarto, menjelaskan bahwa tidak terjadi gempa bersamaan dengan kejadian suara misterius ini. Meskipun demikian, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan pasti mengenai penyebab suara tersebut. BMKG tengah melakukan investigasi lebih lanjut untuk memahami fenomena ini.

Teori Dari Pakar Geologi

Pakar Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, memiliki pandangan berbeda terkait suara dentuman ini. Amien menduga bahwa suara tersebut bukanlah hasil dari peristiwa geologi, melainkan mungkin berasal dari proyek yang sedang berlangsung di sekitar lokasi. Dia menyebutkan bahwa proyek seperti penambangan, penggalian sumur, atau pendalaman sumur bisa menjadi penyebab suara ini.

Keterlibatan Tim ITS

Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga turut berperan dalam mengungkap misteri suara dentuman ini. Mereka akan turun langsung ke lapangan untuk menganalisis sumber suara misterius tersebut. Amien Widodo mengungkapkan bahwa kejadian serupa juga pernah terjadi di Ponorogo dan Trenggalek pada tahun 2011. Menurutnya, suara dentuman ini dapat diakibatkan oleh pergeseran patahan.

Kaitan dengan Geologi

Dicky Muslim, seorang Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran, menjelaskan bahwa fenomena ini berkaitan dengan sejumlah proses geologi di perut bumi Madura. Daerah Sumenep memiliki keterkaitan dengan zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS). Fenomena ini dapat disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, dan tekanan tektonik yang terjadi dalam zona ini.

Langkah Selanjutnya

Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak tinggal diam menghadapi misteri ini. Mereka berencana untuk mengundang tim ahli geologi dari Institut Teknologi Nasional Malang (ITN) untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap fenomena ini. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu hasil penelitian dari para ahli geologi yang akan datang.

Melalui pemahaman lebih mendalam tentang fakta-fakta ini, diharapkan bahwa misteri suara dentuman misterius di Sumenep bisa terpecahkan dan memberikan penjelasan yang memuaskan bagi masyarakat serta ilmu pengetahuan.

Mari kita terus pantau perkembangan penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena ini.


https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/f75accfa-e36e-42a9-90fb-c1259b2e1ae2
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/8449c4fa-aa07-4529-a1ca-5dc42b806b00
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/7adf2e9f-9c51-4447-b8cd-774d4bf7ca23
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/672a0017-c9c2-412c-871e-32ef8ef8fa3e
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/e42f0aa5-9c38-4aed-90c4-b0ff854d6ded
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/259895ca-6012-4c44-8862-336c8d4bfb31
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/218d3bf5-0d8c-4be6-948f-51b8dd9a0d8c
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/c106b73f-7eec-4752-827d-1290bcb899b9
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/100a1446-c860-4c24-b462-8b369d55f144
https://www.fondationetclimat.org/group/mysite-200-group/discussion/656f0b47-91a9-44c3-8314-c07c66eb9e61

Posting Komentar